Rabu, 21 Oktober 2015

Pengaruh Pertukaran Nilai Rupiah Terhadap USD Di Indonesia

Pengaruh Pertukaran Nilai Rupiah Terhadap USD Di Indonesia


Dalam perdagangan internasional,kurs mata uang dapat diartikan sebagai perbandingan nilai antar mata uang di setiap negara dengan negara lain. Dikutip di wikipidia.com dengan sedikit perubahan nilai tukar atau nilai kurs merupakan sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing- masing negara. Setiap negara selalu menginginkan nilai mata uangnya stabil terhadap mata uang di negara lain namun untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah.
Menguat atau melemahnya nilai tukar mata uang tidak hanya ditentukan oleh kondisi dan kebijakan ekonomi dalam negeri akan tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian negara lain yang menjadi mitra dalam perdagangan internasionalnya serta kondisi non- ekonomi seperti keamanan dan kondisi politik.
Berikut merupakan faktor- faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat, baik itu faktor di dalam negeri maupun faktor di luar negeri disadur dalam berbagai sumber bacaan seperti buku, jurnal, artikel, dan halaman web di internet.

A.    Faktor dalam negeri mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar:       
                                         
1)      Perekonomian Indonesia yang kurang mapan
Rupiah termasuk soft currency, yaitu mata uang yang mudah terdepresiasi ( depresiasi; melemahnya nilai mata uang suatu negara terhadap negara lain yang ditentukan oleh mekanisme pasar ) karena perekonomian negara asalnya relatif kurang mapan. Mata uang negara-negara berkembang umumnya adalah mata uang tipe ini, sedangkan mata uang negara maju seperti Amerika Serikat disebut hard currency, karena kemampuannya untuk mempengaruhi nilai mata uang yang lebih lemah. Selain itu, sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia berbagi sentimen dengan negara berkembang lainnya. Artinya, ketika sentimen terhadap negara- negara berkembang secara umum baik, maka nilai rupiah akan cenderung menguat. Sebaliknya, ketika di negara-negara berkembang yang lain banyak kerusuhan, bencana, dan lain sebagainya, maka nilai Rupiah akan melemah. Muttaqiena, A. “Faktor- faktor yang menyebabkan rupiah melemah”.

2)      Pelarian modal kembali ke luar negeri (Capital Flight)
Modal yang beredar di Indonesia, terutama di pasar finansial, sebagian besar adalah modal asing. Ini membuat nilai rupiah sedikit banyak tergantung pada kepercayaan investor asing terhadap prospek bisnis di Indonesia. Semakin baik iklim bisnis Indonesia maka akan semakin banyak investasi asing di Indonesia dan dengan demikian Rupiah akan semakin menguat. Sebaliknya, semakin negatif pandangan investor terhadap Indonesia, Rupiah akan kian melemah.
Mari ambil contoh pemotongan stimulus yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, baru-baru ini. Kebijakan uang ketat (tight money policy) tersebut membuat investor memindahkan investasinya dari Indonesia kembali ke Barat sehingga kemudian diikuti oleh  pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

3)      Ketidakstabilan Politik- Ekonomi di Indonesia
Faktor yang paling mempengaruhi Rupiah adalah kondisi politik- ekonomi. Performa data ekonomi Indonesia, seperti pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product), inflasi, dan neraca perdagangan, juga cukup mempengaruhi Rupiah. Pertumbuhan yang bagus akan menyokong nilai Rupiah, sebaliknya defisit neraca perdagangan yang bertambah akan membuat Rupiah terdepresiasi. Dua sisi dalam neraca perdagangan, impor dan ekspor, sangat penting disini. Inilah sebabnya kenapa sangat penting bagi Indonesia untuk menggenjot ekspor dan mengurangi ketergantungan pada produk impor, defisit neraca perdagangan Indonesia dan tingginya inflasi yang menyebabkan kebutuhan akan dolar meningkat tajam karena impor lebih besar daripada ekspor.

4)      Kultur bangsa yang cenderung konsumtif dan boros
Kultur bangsa yang cenderung konsumtif dan boros serta public policy terkait utang. Pemerintah akan kesulitan berutang di dalam negeri, maka kekurangan akan ditutupi dengan berutang ke luar negeri. Maka karena utang harus dibayar dengan mata uang dolar, nilai tukar rupiah terhadap dolar dipastikan melemah.

B.    Faktor di luar negeri mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar:

1)      Keadaan ekonomi Amerika Serikat yang baik

Dalam 8 tahun terakhir ekonomi AS memang cukup stabil, dan bahkan dalam 6 tahun terakhir mencapai kondisi pertumbuhan yang relatif tinggi, tingkat pengangguran turun, dan inflasi rendah. Kenaikan tingkat bunga yang cukup tinggi tidak akan membuat pertumbuhan ekonomi mereka menurun tajam. Muttaqiena, A. “Faktor- faktor yang menyebabkan rupiah melemah”.

2)   Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika The Fed tahun ini

Stimulus moneter sebesar 20% dari PDB Amerika atau US$3,8 triliun akan ditarik perlahan oleh Bank Sentral AS dengan menaikkan suku bunga. Dalam tiga tahun ke depan akan naik 2,5%-3%, AS ekonominya meningkat sendiri sehingga suku bunganya juga naik.

C.Dampak positif melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat bagi           perekonomian Indonesia.

1) Nilai gaji dalam Dolar AS akan meningkat

Kurs Rupiah melemah membuat nilai gaji dalam bentuk Dolar AS atau mata uang asing lainnya jadi meningkat saat ditukarkan dengan Rupiah. Kiriman bulanan TKI sebesar 500 USD ke keluarganya di Indonesia, misalnya. Saat kurs Rupiah Rp 12.000,00 per Dolar AS maka jumlah itu hanya akan setara dengan sekitar Rp 6.000.000,00 ; tetapi bila kurs Rupiah melemah hingga Rp 13.000,00 per Dolar AS maka nilainya akan meningkat jadi sekitar Rp 6.500.000,00. Hal ini dengan sendirinya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga Indonesia yang kebetulan kerabatnya bekerja di luar negeri.

2)      Meningkatkan daya saing produk Made in Indonesia di luar negeri

Jika kurs rupiah melemah, harga produk Indonesia akan makin murah bagi konsumen yang berdomisili di luar negeri. Secara teoritis, hal ini bisa meningkatkan pangsa pasar bagi produk-produk Made In Indonesia. Selain itu, perusahaan berorientasi ekspor menerima pembayaran dari luar negeri dalam bentuk Dolar AS yang nilainya semakin tinggi seiring melemahnya Rupiah. Dengan sendirinya, kondisi ini bisa meningkatkan ekspor Indonesia. Meningkatnya daya saing produk Made In Indonesia di luar negeri ini berpotensi memicu ekspor Indonesia dan menguntungkan perusahaan-perusahaan berorientasi ekspor jika biaya produksi barang-barang ekspor itu sendiri bisa dijaga dalam kisaran normal dan produk Indonesia disukai di luar negeri. Muttaqiena, A. “Beragam dampak kurs rupiah melemah”.

3)      Selisih nilai tukar kurs lebih bagi pengekspor di Indonesia

Saat pengekspor telah mengekspor produknya ke luar negeri secara kredit sebesar USD $ 6,000.00 umpamakan kurs rupiah pada saat pelunasan Rp 12.000,00 berarti pengekspor akan menerima pelunasan sebesar Rp 72.000.000,00 ( dalam rupiah ). Akan tetapi jika kurs rupiah menjadi Rp 13.000,00 maka pengekspor akan menerima pelunasan sebesar Rp 78.000.000,00 ( dalam rupiah jika ditukarkan saat itu). Ini berarti ada selisih lebih piutang sebesar Rp 6.000.000,00.

4)      Harga barang konsumsi impor akan naik

Bagi barang-barang impor dari jenis barang konsumsi, mungkin bagus. Jika harga buah-buahan impor naik misalnya, maka orang mungkin akan tertarik untuk membeli buah-buahan lokal yang lebih murah dan segar. Jika masyarakat lebih suka buah lokal, maka impor buah pun akan turun. Pendapatan importir buah ikut anjlok, tetapi di saat yang bersamaan akan menggeser rejeki bagi petani dan pedagang buah local. Hal ini memungkinkan pendapatan petani lokal akan bertambah..

D.Dampak negatif melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat bagi           perekonomian Indonesia.

1) Beban Hutang Negara Dan Swasta Makin Berat

Pemerintah seringkali perlu berutang guna menjalankan pembangunan, baik secara langsung ke lembaga atau negara tertentu, maupun dengan menerbitkan obligasi (surat utang). Perusahaan-perusahaan swasta pun seringkali perlu berutang dulu untuk mengembangkan usahanya. Jika utang- utang ini dilakukan dalam bentuk Dolar AS, maka pengembaliannya pun harus dilakukan dengan mata uang yang sama, walaupun kurs Rupiah saat pengembalian utang berbeda dengan saat pemberian hutang. Namun selama beberapa tahun terakhir ini, Pemerintah lebih banyak berhutang dalam Rupiah, sehingga risiko krisis jadi lebih kecil. Walaupun demikian, sebagian hutang Pemerintah Indonesia masih ada yang berdenominasi Dolar AS, begitu pula banyak sekali utang- utang perusahaan swasta dalam mata uang tersebut, sehingga ketika kurs Rupiah melemah akan tetap terasa efeknya. Muttaqiena, A. “Beragam dampak kurs rupiah melemah”.

2) Harga bahan baku impor akan naik

Kenaikan harga barang impor ini akan buruk sekali bagi industri yang berbahan baku impor, misalnya industri tempe dan tahu. Kebutuhan kedelai Indonesia sebagian besar dipenuhi dari impor, sehingga bila kurs Rupiah melemah terus menerus, maka harga kedelai akan makin menjulang tinggi dan dampaknya harga tempe dan tahu naik, serta industrinya terancam gulung tikar. Semakin banyak industri berbahan baku impor di Indonesia, maka dampak kurs rupiah melemah terhadap perekonomian akan semakin berat. Selain karena perusahaan-perusahaan di industri itu terancam tutup, para pegawainya bisa di-PHK dan pertumbuhan ekonomi juga terancam melambat. Padahal jumlah industri berbahan baku impor ini banyak terdapat di Indonesia. Muttaqiena, A. “Beragam dampak kurs rupiah melemah”.
Meningkatnya beban anggaran negara karena berdasarkan data Kementerian Keuangan, setiap rupiah melemah Rp100, defisit anggaran bertambah Rp940,4 miliar-Rp1,21 triliun. Jadi, jika rupiah melemah Rp1.000 sejak awal tahun, maka negara akan mengalami defisit anggaran sebesar Rp9 triliun-Rp12triliun. Muttaqiena, A. “Beragam dampak kurs rupiah melemah”.

E.Upaya pemerintah dalam mengendalikan melemahnya laju nilai tukar rupiah Indonesia terhadap          dolar Amerika Serikat.

1) Menerapkan kembali UU No 7/ 2011

Salah satu upaya nyata yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi pelemahan rupiah adalah menegakkan kembali UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. UU tersebut dengan tegas menetapkan bahwa setiap transaksi harus dilakukan dengan mata uang rupiah. Bila berhasil dilaksanakan sepenuhnya, tentu rupiah akan terjaga dari tekanan fluktuasi. Jadi, di dalam negeri akan dilarang bertransaksi dengan dolar.

2) Mendongkrak ekspor

Ekspor industri, terutama industri manufaktur, menjadi fokus pemerintah karena sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah pada kegiatan ekspor. Upaya untuk meningkatkan ekspor industri manufaktur ini sangat menjadi perhatian pemerintah, mengingat sektor industri manufaktur merupakan sektor yang memberikan nilai tambah tinggi bagi kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan ekspor. Untuk mendukungnya, pemerintah telah melakukan revisi terhadap berbagai peraturan yang terkait dengan ekspor. Terutama di sektor produksi tekstil, sepatu, serta kertas. Pemerintah juga mempertimbangkan pemberian fasilitas untuk barang-barang modal yang masuk ke dalam negeri, agar dapat membantu dunia usaha mempertahankan daya saing produk-produknya, terutama produk ekspor. Peningkatan ekspor sangat penting untuk memperkuat nilai tukar rupiah, karena sangat sulit untuk menekan atau menghentikan aktivitas impor di era perdagangan bebas saat ini. Salah satu langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan menyiapkan seluruh struktur ekonomi nasional untuk mampu bersaing di era perdagangan bebas.

3) Perkuat modal industri berbahan baku domestik untuk mengoptimalkan ekspor

4) Menjaga kestabilan harga makanan pokok agar kualitas hidup masyarakat terjaga

5) Meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan domestik sebagai bahan konsumsi       nasional

6) Meningkatkan iklan wisata untuk menarik wisatawan mancanegara.

7) Mengalihkan subsidi Bahan Bakar Minyak dari non- produktif kearah produktif

a.      http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=157900&title=faktorfaktor_yang_menyebabkan_rupiah_melemah.

b.      KOMPASIANA. 19 Januari 2014. halaman 12- 13.
d.      Anindito, Rezy. “Dua cara perkuat rupiah”.
e.   http://idaputriapriliani.blogspot.co.id/2015/05/makalah-dampak-lemahnya-nilai-tukar.html