Kamis, 16 Januari 2014

Museum Seni Rupa dan Keramik

Museum Seni Rupa dan Keramik

Pada kesempatan ini yang ditugaskan untuk mengetahui suatu museum apa saja, saya yang bernama qohhar zuyanto berkunjung museum seni rupa dan keramik .


Sejarah Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun pada tahun 1870. Sebagai Lembaga Peradilan tertinggi Belanda (Raad van Justitie), kemudian pada masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Indonesia gedung ini dijadikan sebagai asrama militer. Selanjutnya pada tahun 1967 digunakan sebagai Kantor Walikota Jakarta.

Pada tahun 1968 hingga 1975 gedung ini pernah digunakan sebagai Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Pada tanggal 20 Agustus 1976 diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto. Dan di gedung ini pula terdapat Museum Keramik yang diresmikan oleh Bapak Ali Sadikin (Gubernur DKI Jakarta) pada tanggal 10 Juni 1977, kemudian pada tahun 1990 sampai sekarang menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik.

Museum ini memiliki 500-an karya seni rupa terdiri dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis. Diantara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan dan amat penting bagi sejarah seni rupa di Indonesia, antara lain lukisan yang berjudul ‘Pengantin Revolusi’ karya Hendra Gunawan, ‘Bupati Cianjur’ karya Raden Saleh, ‘Ibu Menyusui’ karya Dullah, ‘Seiko’ karya S.Sudjojono, dan ‘Potret Diri’ karya Affandi.

Patung yang bercirikan klasik tradisional dari Bali, totem kayu yang magis dan simbolis karya I Wayan Tjokot dan keluarga besarnya. Totem dan patung kayu karya para seniman modern, antara lain G.Sidharta, Oesman Effendi, disusul karya-karya ciptaan seniman lulusan akademis, misalnya Popo Iskandar, Achmad Sadali, Srihadi S, Fajar Sidik, Kusnadi, Rusli, Nashar, Zaini, Amang Rahman, Suparto, Irsam, Mulyadi W, Abas Alibasyah, Amri Yahya, AS Budiman, Barli, Sudjana Kerton, dan banyak seniman dari berbagai daerah
Koleksi Keramik di museum ini jumlahnya cukup banyak, terdiri dari keramik lokal dan keramik asing. Keramik lokal berasal dari sentra industri daerah antara lain Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Malang, Bali, Lombok dan lain-lain.
Museum ini juga memiliki keramik dari Majapahit abad ke-14 yang menunjukkan ciri keistimewaan yang indah dan bernilai sejarah yang mempunyai keragaman bentuk serta fungsi. Keramik asing meliputi berbagai bentuk, ciri, karakteristik, fungsi dan gaya berasal dari China, Jepang, Thailand, Eropa. Terbanyak dari China terutama pada masa Dinasti MIng dan Ching.

 Ini dia beberapa koleksi seni rupa dan keramik :








Museum Seni Rupa dan Keramik dilengkapi sebuah perpustakaan yang memiliki buku-buku seni rupa dan keramik yang bisa dijadikan panduan tentang seni rupa dan Museum Seni Rupa dan Keramik juga memiliki tempat pelatihan, membuat gerabah (dibuka untuk pelajar dan umum), mulai dari teknik pinching (pijit), cetak dan roda putar. Disedikan pula oven untuk pembakaran gerabah , selain itu juga Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki souvenir yang spesifik untuk pengunjung. Seperti kartu pos, buku seni rupa, kerajinan, sketsa, lukisan, keramik lucu, dll.
 sekian dari saya yang berkunjung ke museum seni rupa dan keramik begitu banyak yang lain yang tidak bisa saya ungkapkan secara ditail karena begitu banyak sekali dan indahnya yang ada di sana . satu yang saya selalu saya ingat atas kunjungan saya ke museum seni rupa dan keramik ; saya bangga akan segala karya seni yang di miliki indonesia .

Alamat:
Museum Seni Rupa dan Keramik
(Taman Fatahillah)
Jl.Pos Kota no.2
Jakarta Barat

KELAS:1IB02