Analisis SWOT Dalam Pendidikan
Analisi SWOT itu sendiri dapat
didefinisikan dengan suatu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities),
akan tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(weakness)
dan ancaman( threats). Ada beberapa tahapan dan langkah yang mesti
ditempuh dalam melakukan analisis SWOT, antara lain: Langkah pertama,
identifikasi kelemahan (internal) dan ancaman (eksternal, globalisasi) yang
paling urgen untuk diatasi secara umum pada semua komponen pendidikan. Langkah
kedua, identifikasi kekuatan (internal) dan peluang (eksternal) yang
diperkirakan cocok untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah
diidentifikasi pada langkah pertama. Langkah ketiga, lakukan analisis
SWOT lanjutan setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
konteks sistem manajemen pendidikan. Langkah keempat, rumuskan
strategi-strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman,
termasuk pemecahan masalah, perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Langkah
kelima, tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan
disusun suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.
Dengan analisis SWOT tersebut diharapkan
lembaga pendidikan dapat melakukan langkah-langkah strategis.Strategi adalah suatu cara dimana organisasi atau lembaga akan mencapai
tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan
eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan internal.Setelah
melakukan analisis SWOT, berikutnya adalah melakukan langkah-langkah strategis
sebagaimana dapat dibagankan sebagai berikut:
A. Kekuatan
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah
kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai
plus atau keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut.Hal ini bisa
dilihat jika sebuah lembaga pendidikan harus memiliki skill atau
keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik/hasil
andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang membuatnya unggul bagi
pesaing-pesaing serta dapat memuaskan steakholder maupun pelanggan
(peserta didik, orang tua, masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh bidang keunggulan, antara lain kekuatan
pada sumber keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat,
loyalitas pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan.
Sedangkan keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain ;
sumber daya manusia yang secara kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan
dari kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan sangat
tinggi, yang didukung sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lai
dari faktor keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan masyarakat terhadap
yang bersifat transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin
diharapkan dari proses lembaga pendidikan.
Bagi sebuah lembaga pendidikan sangat penting untuk
mengenali terhadap kekuatan dasar lembaga tersebut sebgai langkah awal atau
tonggak menuju pendidikan yang berbasis kualitas tinggi. Mengenali kekuatan dan
terus melakukan refleksi adalah sebuah langkah bersar untuk menuju kemajuan
bagi lembaga pendidikan.
B. Kelemahan
Segala sesuatu pasti memiliki kelemahan adalah hal
yang wajar tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan
dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisir kelemahan-kelemahan tersebut atau
bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh
lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini bisa kelemahan dalam sarana dan
prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan
masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat
atau dunia usaha dan industri dan lain-lain.
Untuk itu, beberapa faktor kelemahan yang harus segera
dibenahi oleh para pengelola lembaga pendidikan, antara lain ; (1) lemahnya SDM
dalam lembaga pendidikan. (2) sarana dan prasarana yang masih sebatas pada
sarana wajib saja. (3) lembaga pendidikan swasta umumya kurang bisa menangkap
peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.
(4) uotput lembaga pendidikan belum sepenuhnya bersaing dengan output
lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.
C. Peluang
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan.
Formulasi lingkungan tersebut misalnya: (1) kecenderungan penting yang
terjadi dikalangan peserta didik. (2) identifikasi suatu layanan pendidikan
yang belum mendapat perhatian. (3) perubahan dalam keadaan persaingan. (4)
hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
Peluang pengembangan lembaga pendidikan antara lain :
- Di era
yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran
serta pendidikan agama Islam yang lebih dominan.
- Pada
kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan hedonis,
membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi
sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan
lembaga pendidikan kedepan
D.
Ancaman
Daftar pustaka:
Akdon, 2007. Stategic Management for Education Management
(Manajemen Strategik Untuk Manajemen Pendidikan), Bandung; Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar