Pengaruh
Pertukaran Nilai Rupiah Terhadap USD Di Indonesia
Dalam perdagangan
internasional,kurs mata uang dapat diartikan sebagai perbandingan nilai antar
mata uang di setiap negara dengan negara lain. Dikutip di wikipidia.com dengan
sedikit perubahan nilai tukar atau nilai kurs merupakan sebuah perjanjian yang
dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di
kemudian hari, antara dua mata uang masing- masing negara. Setiap negara selalu
menginginkan nilai mata uangnya stabil terhadap mata uang di negara lain namun
untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah.
Menguat atau
melemahnya nilai tukar mata uang tidak hanya ditentukan oleh kondisi dan
kebijakan ekonomi dalam negeri akan tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian negara lain yang menjadi mitra dalam perdagangan internasionalnya
serta kondisi non- ekonomi seperti keamanan dan kondisi politik.
Berikut merupakan
faktor- faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia
terhadap dolar Amerika Serikat, baik itu faktor di dalam negeri maupun faktor
di luar negeri disadur dalam berbagai sumber bacaan seperti buku, jurnal,
artikel, dan halaman web di internet.
A. Faktor dalam negeri mempengaruhi melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dolar:
1) Perekonomian
Indonesia yang kurang mapan
Rupiah
termasuk soft currency, yaitu mata uang yang mudah terdepresiasi ( depresiasi;
melemahnya nilai mata uang suatu negara terhadap negara lain yang ditentukan
oleh mekanisme pasar ) karena perekonomian negara asalnya relatif kurang mapan.
Mata uang negara-negara berkembang umumnya adalah mata uang tipe ini, sedangkan
mata uang negara maju seperti Amerika Serikat disebut hard currency, karena
kemampuannya untuk mempengaruhi nilai mata uang yang lebih lemah. Selain itu,
sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia berbagi sentimen dengan negara
berkembang lainnya. Artinya, ketika sentimen terhadap negara- negara berkembang
secara umum baik, maka nilai rupiah akan cenderung menguat. Sebaliknya, ketika
di negara-negara berkembang yang lain banyak kerusuhan, bencana, dan lain
sebagainya, maka nilai Rupiah akan melemah. Muttaqiena, A. “Faktor- faktor yang
menyebabkan rupiah melemah”.
2) Pelarian
modal kembali ke luar negeri (Capital Flight)
Modal yang
beredar di Indonesia, terutama di pasar finansial, sebagian besar adalah modal
asing. Ini membuat nilai rupiah sedikit banyak tergantung pada kepercayaan
investor asing terhadap prospek bisnis di Indonesia. Semakin baik iklim bisnis
Indonesia maka akan semakin banyak investasi asing di Indonesia dan dengan
demikian Rupiah akan semakin menguat. Sebaliknya, semakin negatif pandangan
investor terhadap Indonesia, Rupiah akan kian melemah.
Mari ambil
contoh pemotongan stimulus yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat,
The Fed, baru-baru ini. Kebijakan uang ketat (tight money policy) tersebut
membuat investor memindahkan investasinya dari Indonesia kembali ke Barat
sehingga kemudian diikuti oleh pelemahan
nilai tukar rupiah terhadap dolar.
3) Ketidakstabilan
Politik- Ekonomi di Indonesia
Faktor yang
paling mempengaruhi Rupiah adalah kondisi politik- ekonomi. Performa data
ekonomi Indonesia, seperti pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto/Gross
Domestic Product), inflasi, dan neraca perdagangan, juga cukup mempengaruhi
Rupiah. Pertumbuhan yang bagus akan menyokong nilai Rupiah, sebaliknya defisit
neraca perdagangan yang bertambah akan membuat Rupiah terdepresiasi. Dua sisi
dalam neraca perdagangan, impor dan ekspor, sangat penting disini. Inilah
sebabnya kenapa sangat penting bagi Indonesia untuk menggenjot ekspor dan
mengurangi ketergantungan pada produk impor, defisit neraca perdagangan
Indonesia dan tingginya inflasi yang menyebabkan kebutuhan akan dolar meningkat
tajam karena impor lebih besar daripada ekspor.
4) Kultur
bangsa yang cenderung konsumtif dan boros
Kultur bangsa
yang cenderung konsumtif dan boros serta public policy terkait utang.
Pemerintah akan kesulitan berutang di dalam negeri, maka kekurangan akan
ditutupi dengan berutang ke luar negeri. Maka karena utang harus dibayar dengan
mata uang dolar, nilai tukar rupiah terhadap dolar dipastikan melemah.
B. Faktor di luar negeri mempengaruhi
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar:
1) Keadaan
ekonomi Amerika Serikat yang baik
Dalam
8 tahun terakhir ekonomi AS memang cukup stabil, dan bahkan dalam 6 tahun
terakhir mencapai kondisi pertumbuhan yang relatif tinggi, tingkat pengangguran
turun, dan inflasi rendah. Kenaikan tingkat bunga yang cukup tinggi tidak akan
membuat pertumbuhan ekonomi mereka menurun tajam. Muttaqiena, A. “Faktor-
faktor yang menyebabkan rupiah melemah”.
2) Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral
Amerika The Fed tahun ini
Stimulus
moneter sebesar 20% dari PDB Amerika atau US$3,8 triliun akan ditarik perlahan
oleh Bank Sentral AS dengan menaikkan suku bunga. Dalam tiga tahun ke depan
akan naik 2,5%-3%, AS ekonominya meningkat sendiri sehingga suku bunganya juga
naik.
C.Dampak positif
melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat bagi perekonomian Indonesia.
1)
Nilai gaji dalam Dolar AS akan meningkat
Kurs
Rupiah melemah membuat nilai gaji dalam bentuk Dolar AS atau mata uang asing
lainnya jadi meningkat saat ditukarkan dengan Rupiah. Kiriman bulanan TKI
sebesar 500 USD ke keluarganya di Indonesia, misalnya. Saat kurs Rupiah Rp
12.000,00 per Dolar AS maka jumlah itu hanya akan setara dengan sekitar Rp
6.000.000,00 ; tetapi bila kurs Rupiah melemah hingga Rp 13.000,00 per Dolar AS
maka nilainya akan meningkat jadi sekitar Rp 6.500.000,00. Hal ini dengan
sendirinya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga Indonesia
yang kebetulan kerabatnya bekerja di luar negeri.
2) Meningkatkan
daya saing produk Made in Indonesia di luar negeri
Jika
kurs rupiah melemah, harga produk Indonesia akan makin murah bagi konsumen yang
berdomisili di luar negeri. Secara teoritis, hal ini bisa meningkatkan pangsa
pasar bagi produk-produk Made In Indonesia. Selain itu, perusahaan berorientasi
ekspor menerima pembayaran dari luar negeri dalam bentuk Dolar AS yang nilainya
semakin tinggi seiring melemahnya Rupiah. Dengan sendirinya, kondisi ini bisa
meningkatkan ekspor Indonesia. Meningkatnya daya saing produk Made In Indonesia
di luar negeri ini berpotensi memicu ekspor Indonesia dan menguntungkan
perusahaan-perusahaan berorientasi ekspor jika biaya produksi barang-barang
ekspor itu sendiri bisa dijaga dalam kisaran normal dan produk Indonesia
disukai di luar negeri. Muttaqiena, A. “Beragam dampak kurs rupiah melemah”.
3) Selisih
nilai tukar kurs lebih bagi pengekspor di Indonesia
Saat
pengekspor telah mengekspor produknya ke luar negeri secara kredit sebesar USD
$ 6,000.00 umpamakan kurs rupiah pada saat pelunasan Rp 12.000,00 berarti
pengekspor akan menerima pelunasan sebesar Rp 72.000.000,00 ( dalam rupiah ).
Akan tetapi jika kurs rupiah menjadi Rp 13.000,00 maka pengekspor akan menerima
pelunasan sebesar Rp 78.000.000,00 ( dalam rupiah jika ditukarkan saat itu).
Ini berarti ada selisih lebih piutang sebesar Rp 6.000.000,00.
4) Harga
barang konsumsi impor akan naik
Bagi
barang-barang impor dari jenis barang konsumsi, mungkin bagus. Jika harga
buah-buahan impor naik misalnya, maka orang mungkin akan tertarik untuk membeli
buah-buahan lokal yang lebih murah dan segar. Jika masyarakat lebih suka buah
lokal, maka impor buah pun akan turun. Pendapatan importir buah ikut anjlok,
tetapi di saat yang bersamaan akan menggeser rejeki bagi petani dan pedagang
buah local. Hal ini memungkinkan pendapatan petani lokal akan bertambah..
D.Dampak negatif
melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat bagi perekonomian Indonesia.
1) Beban
Hutang Negara Dan Swasta Makin Berat
Pemerintah
seringkali perlu berutang guna menjalankan pembangunan, baik secara langsung ke
lembaga atau negara tertentu, maupun dengan menerbitkan obligasi (surat utang).
Perusahaan-perusahaan swasta pun seringkali perlu berutang dulu untuk
mengembangkan usahanya. Jika utang- utang ini dilakukan dalam bentuk Dolar AS,
maka pengembaliannya pun harus dilakukan dengan mata uang yang sama, walaupun
kurs Rupiah saat pengembalian utang berbeda dengan saat pemberian hutang. Namun
selama beberapa tahun terakhir ini, Pemerintah lebih banyak berhutang dalam
Rupiah, sehingga risiko krisis jadi lebih kecil. Walaupun demikian, sebagian
hutang Pemerintah Indonesia masih ada yang berdenominasi Dolar AS, begitu pula
banyak sekali utang- utang perusahaan swasta dalam mata uang tersebut, sehingga
ketika kurs Rupiah melemah akan tetap terasa efeknya. Muttaqiena, A. “Beragam
dampak kurs rupiah melemah”.
2)
Harga bahan baku impor akan naik
Kenaikan
harga barang impor ini akan buruk sekali bagi industri yang berbahan baku
impor, misalnya industri tempe dan tahu. Kebutuhan kedelai Indonesia sebagian
besar dipenuhi dari impor, sehingga bila kurs Rupiah melemah terus menerus,
maka harga kedelai akan makin menjulang tinggi dan dampaknya harga tempe dan
tahu naik, serta industrinya terancam gulung tikar. Semakin banyak industri
berbahan baku impor di Indonesia, maka dampak kurs rupiah melemah terhadap
perekonomian akan semakin berat. Selain karena perusahaan-perusahaan di
industri itu terancam tutup, para pegawainya bisa di-PHK dan pertumbuhan
ekonomi juga terancam melambat. Padahal jumlah industri berbahan baku impor ini
banyak terdapat di Indonesia. Muttaqiena, A. “Beragam dampak kurs rupiah
melemah”.
Meningkatnya
beban anggaran negara karena berdasarkan data Kementerian Keuangan, setiap
rupiah melemah Rp100, defisit anggaran bertambah Rp940,4 miliar-Rp1,21 triliun.
Jadi, jika rupiah melemah Rp1.000 sejak awal tahun, maka negara akan mengalami
defisit anggaran sebesar Rp9 triliun-Rp12triliun. Muttaqiena, A. “Beragam
dampak kurs rupiah melemah”.
E.Upaya
pemerintah dalam mengendalikan melemahnya laju nilai tukar rupiah Indonesia
terhadap dolar Amerika Serikat.
1) Menerapkan
kembali UU No 7/ 2011
Salah
satu upaya nyata yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi pelemahan rupiah
adalah menegakkan kembali UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. UU tersebut
dengan tegas menetapkan bahwa setiap transaksi harus dilakukan dengan mata uang
rupiah. Bila berhasil dilaksanakan sepenuhnya, tentu rupiah akan terjaga dari
tekanan fluktuasi. Jadi, di dalam negeri akan dilarang bertransaksi dengan
dolar.
2) Mendongkrak
ekspor
Ekspor
industri, terutama industri manufaktur, menjadi fokus pemerintah karena sektor
tersebut dapat memberikan nilai tambah pada kegiatan ekspor. Upaya untuk
meningkatkan ekspor industri manufaktur ini sangat menjadi perhatian
pemerintah, mengingat sektor industri manufaktur merupakan sektor yang
memberikan nilai tambah tinggi bagi kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan ekspor.
Untuk mendukungnya, pemerintah telah melakukan revisi terhadap berbagai
peraturan yang terkait dengan ekspor. Terutama di sektor produksi tekstil,
sepatu, serta kertas. Pemerintah juga mempertimbangkan pemberian fasilitas
untuk barang-barang modal yang masuk ke dalam negeri, agar dapat membantu dunia
usaha mempertahankan daya saing produk-produknya, terutama produk ekspor.
Peningkatan ekspor sangat penting untuk memperkuat nilai tukar rupiah, karena
sangat sulit untuk menekan atau menghentikan aktivitas impor di era perdagangan
bebas saat ini. Salah satu langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk
mengatasi persoalan tersebut adalah dengan menyiapkan seluruh struktur ekonomi
nasional untuk mampu bersaing di era perdagangan bebas.
3) Perkuat modal
industri berbahan baku domestik untuk mengoptimalkan ekspor
4) Menjaga kestabilan
harga makanan pokok agar kualitas hidup masyarakat terjaga
5) Meningkatkan
produktivitas pertanian dan perkebunan domestik sebagai bahan konsumsi nasional
6) Meningkatkan
iklan wisata untuk menarik wisatawan mancanegara.
7) Mengalihkan
subsidi Bahan Bakar Minyak dari non- produktif kearah produktif
a.
http://www.seputarforex.com/artikel/rupiah/lihat.php?id=157900&title=faktorfaktor_yang_menyebabkan_rupiah_melemah.
b.
KOMPASIANA.
19 Januari 2014. halaman 12- 13.
d.
Anindito, Rezy. “Dua cara perkuat
rupiah”.
e. http://idaputriapriliani.blogspot.co.id/2015/05/makalah-dampak-lemahnya-nilai-tukar.html